Usia Paruh Baya, Tidak Bisa Produktif?


Adalah hal biasa di masyarakat Indonesia, dimana wanita setelah menikah dan mempunyai anak, kemudian menarik diri dari dunia kerja dan fokus dengan keluarga. Termasuk saya, yang sempat resign dari profesi untuk fokus mengurus anak-anak di dunia homeschooling mereka. 

Kondisi ini banyak terjadi di separuh masyarakat urban. Selepas kuliah sempat mencicipi menjadi wanita karir, kemudian karena pilihan sendiri ataupun kesepakatan dengan suami, memilih untuk menjadi full time mom, mengurus rumah tangga. 

Di masa-masa ketika anak masih balita hingga usia sekolah, keberadaan seorang ibu di rumah sangat berarti bagi anak-anaknya. Dibanding hanya bersama pengasuh, misalnya, tentunya anak-anak lebih suka bersama orangtuanya. Orangtua pun tentunya merasa bahagia bisa selalu bersama anak, mengamati tumbuh kembang mereka dan langsung mempraktikkan parenting kepada anak. 

Namun begitu anak beranjak dewasa, anak-anak pun mulai mandiri dan mempunyai dunia mereka sendiri. Bagi orangtua yang anaknya cukup banyak, tidak termasuk dalam pembahasan ini. Saya ingin berkaca dari diri saya sendiri, punya 2 anak yang jaraknya cukup berdekatan. 

Ketika keduanya dewasa, SMA dan kuliah, saya merasa kesepian. Kegiatan yang membuat saya produktif sebelumnya adalah tentang dunia anak-anak. Ketika mereka sudah punya dunia sendiri, praktis saya tidak punya lagi kegiatan. 

Di masa-masa inilah, saya kembali memikirkan impian-impian saya di masa lalu dan kembali menggali potensi diri, apa yang harus saya lakukan agar terus produktif. 

Kondisi saya ini, mungkin juga dialami oleh banyak ibu rumah tangga yang kehilangan aktivitas berharganya ketika anak-anak mulai dewasa. Untuk kembali kerja ke kantor lama, pasti sulit karena jarang perusahaan yang mau mempekerjakan wanita yang lama off dari karirnya. 

Saya jadi teringat sebuah drama Korea yang berjudul "Romance is a Bonus Book", yang menceritakan seorang wanita yang lama meninggalkan dunia kerja, lalu ingin kembali kerja karena dia diceraikan suaminya, namun tidak bisa. 

Kondisi ini memang relate banget dengan kehidupan kita, banyak yang mengalami hal yang sama. Namun belajar dari pengalaman pribadi, sesungguhnya kita harusnya tetap bisa produktif kok. Bahkan bisa kembali berkarir dan berprofesi, asal kita mempersiapkannya sejak awal. 

Seorang wanita, ketika memilih untuk meninggalkan karir dan menjadi ibu rumah tangga purna waktu, sebaiknya tetap berfikir panjang, dan mempersiapkan kehidupannya di masa mendatang. Jangan terlalu mengandalkan suami atau lingkungan. Apalagi mengandalkan anak-anak. 

Berikut beberapa poin penting yang harus kita siapkan sejak dini, untuk masa depan di usia paruh baya agar tetap produktif:

1. Jangan tinggalkan skill yang pernah kamu punya. Kalau dulu kamu seorang bankir, pertahankan ilmu kamu. Karena bisa jadi, akan kamu pakai lagi nanti. 

2. Terbiasa berpikir kritis. Selalu berdiskusi dengan orang cerdas dan aktif. 

3. Nggak berhenti belajar, banyak membaca dan menulis. Karena membaca adalah proses menyerap ilmu dan menulis adalah proses untuk mengikatnya. 

4. Mengikuti perkembangan teknologi, jangan gaptek, ikuti bagaimana anak-anak kita tumbuh bersama teknologi agar kita pun ngga ketinggalan.

5. Menabung, rajin menyisihkan uang belanja. Siapa tahu nanti kamu butuh modal untuk membuka usaha. 

Sebetulnya masih banyak tips-tips lain, insyaallah akan saya keluarkan perlahan. Di postingan lain, saya juga akan menceritakan perjalanan saya yang mulai berprofesi kembali di usia paruh baya, setelah anak-anak mandiri. See you...

No comments

Show me that you visited this blog. Thanks!