Belajar Science: Memelihara Ulat


Ungkapan seorang teman terasa melekat dalam memori saya. Katanya:

Alam adalah laboratorium dan ruang kelas terbaik.

Dan ini saya buktikan bersama anak-anak  sejak kami memulai homeschooling. Memang, kami nggak melulu beraktivitas outdoor karena saya dan anak pertama (Naufal) tipe pembelajar indoor. Lebih suka aktivitas dalam perpustakaan, di depan meja atau laboratorium indoor.

Namun, apa yang kami pelajari tentang fenomena alam tentu diperoleh dari alam yang Allah ciptakan. Tanpa perlu bayar mahal, tanpa perlu les lewat pengajar profesional dan tanpa peralatan eksklusif.

Tidak Sekolah Bukan Berarti Tidak Belajar

Ketika kita mendengar kata belajar atau pendidikan, biasanya akan terlintas kata sekolah. Secara umum, sekolah dipercaya sebagai sarana pendidikan yang dianggap paling tepat untuk memfasilitasi proses pendidikan. Sejak usia 6 – 7 tahun, para orang tua mulai memercayakan proses mendidik anak-anak mereka di lembaga bernama sekolah. Bahkan kini lebih dini lagi, ada sekolah untuk bayi dan batita.

Kenapa Anak Perlu Bereksperimen Sains

Anak saya seneng banget belajar segala hal yang berhubungan dengan alam dan bikin percobaan. Apa aja sering jadi bahan percobaan. Dan kalau begini, harus siap-siap rumah jadi kapal pecah. Becek, tepung dimana-mana, alat masak keluar semua dan bercampur sama alat pertukangan dan alat tulis. Gemes sih? Tapi katanya, justru yang kayak gini bikin anak pinter.

Emang bener? Saya pikir-pikir lagi, bukannya banyak subyek pelajaran yang lain yang tampaknya penting. Buktinya, di sekolah dari jaman SD sampai SMA mata pelajaran yang sifatnya teori yang utama. Ngapain sih repot-repot eksperimen segala.