Pada kegiatan trekking sebelumnya di Carnavorn Gorge (Queensland-Australia) anak-anak banyak berlatih tentang kekuatan fisik. Kami harus menempuh perjalanan sejauh 10 km, melintasi hutan eucalyptus, menanjaki bukit, meniti bebatuan di sungai hingga meniti tangga terjal.
Untuk trekking kali ini, tujuan kami tidak jauh. Awalnya tujuan dari trekking ini adalah untuk tadabbur alam, menikmati pemandangan di atas ketinggian dan mandi di air terjun. Namun, jalur yang harus kami lalui ternyata cukup sulit.
Pada waktu keberangkatan, kami bersiap di pagi hari. Hanya berbekal minuman dan sedikit camilan. Kondisi fisik saya sebenarnya tidak terlalu fit, karena flu tepat sehari setelah Idul Fitri. Ya, trekking ini kamu lakukan masih dalam liburan Idul Fitri. Namun pada hari itu, demam saya mulai berkurang dan kuat dipakai berjalan kembali.
Untuk mengurangi lamanya jalan kaki, kami menggunakan mobil sampai ke batas lokasi dimana mobil sudah tidak bisa lagi masuk. Sebelumnya kami pernah berjalan sampai lokasi tersebut, dengan mendaki bukit. Namun kali ini, kalau kami mendaki dahulu untuk kemudian melanjutkan sampai ke air terjun, perjalanannya akan memakan waktu lama sekali. Dan kami keburu kelelahan pastinya, sehabis mendaki bukit dan meniti pesawahan.
Dari tempat mobil diparkir, kami berjalan menuruni bukit menyusuri pematang sawah dan masuk ke area semak-semak rimbun yang tampaknya lama tidak dilalui orang. Meretas semak berduri lumayan melelahkan, karena harus meraba-raba pijakan. Jangan-jangan kami menginjak lubang atau cerukan yang mengarah ke jurang dalam di sisi kanan kami.
Di sisi kanan kami ada jurang amat terjal menuju semak belukar. Saya tidak sanggup membayangkan apa yang terjadi kalau kami kurang hati-hati. Kami sempat berhadapan dengan lubang yang harus dilompati, sementara di kanan kami jurang. Kami juga menemui jalan buntu, sehingga harus merayap naik bebatuan menuju jalan lainnya untuk sampai air terjun.
Jalan lain ini, ternyata lebih baik. Walaupun satu sisinya tetap mengarah ke jurang terjal, tapi paling tidak di sisi kirinya ada parit yang dibatasi tembok. Jadi, kami bisa memilih jalan dengan menyusuri parit, meski melawan arusnya. Pendakian ini tidak curam, juga tidak panjang. Tapi menyulitkan.
Yang bikin saya salut, anak-anak bahkan Kayyisha sama sekali tidak gentar atau putus asa. Keinginan mandi di air terjun membuat semangat mereka berkobar. Mereka lincah bergerak, bikin saya khawatir. Saya malah jauh tertinggal dan berpegangan pada suami. Anak-anak melaju bersama kakeknya.
Ternyata, perjalanan sulit ini bukan membawa kami ke air terjun melainkan ke sungai di atas air terjunnya. Terlalu sulit medan yang harus dilalui menuju air terjun. Bebatuan dan semak yang sama sekali tidak pernah dilalui orang.
![]() |
air terjun yang hanya bisa diliat dari jauh, karena ternyata kami sampai ke sungai di atasnya |
Akhirnya kami terus melanjutkan perjalanan dengan sedikit menuruni bukit. Saya memilih meluncur sembari duduk karena tanah yang licin dan menurun curam. Sampai-sampai bokong saya memar karena sempat terantuk akar pohon besar.
Sambil saling berpegangan dengan perantara ranting pohon, kami terus menuruni bukit melewati celah-celah pohon yang rapat hingga sampai di sungai berair jernih dan berbatu. Senangnya bukan main. Kami berenang di sebuah cerukan batu, meluncur dan berendam. Tetap harus hati-hati. Kalau tidak, arus akan membawa kami jatuh di air terjun yang tak jauh dari lokasi kami berada.
Sungguh, sebuah momen yang luar biasa. Saya, suami, Kayyisha, Naufal, papa dan bibi menikmati mandi air segar pegunungan. Bibi saya bahkan memncuci bajunya yang kotor karena perjalanan tadi :-). It was priceless moment for us.
![]() |
mandi di sungai |
Pulangnya, kami mencoba jalur yang tampak lebih aman, menyusuri sungai. Hanya saja, sebelah kiri kami tetap ada jurang. Jadi saya lebih sering memilih masuk ke sungai supaya lebih aman. Anak-anak bermain membuat perahu dari daun, lalu mengalirkannya di sungai. Beberapa kali perahu itu tenggelam karena berbenturan dengan batu. Ah, seru sekali.
Perjalanan pulang terasa lebih cepat. Anak-anak luar biasa riang. Tapi…. esoknya saya kembali jatuh sakit gara-gara pulang dengan baju basah ;p.
Mission accomplished. Anak-anak lulus dalam tantangan ini, sementara saya....kayaknya nggak mau kalau diajak ke lokasi ini lagi. Horor banget :).
![]() |
menyusur parit, agar lebih merasa aman |
No comments
Show me that you visited this blog. Thanks!