Hiking di Carnavon Gorge, Pengalaman Adventure yang Luar Biasa


Perjalanan melalui jalan lurus, bebas hambatan dan lalu lintas yang sepi, bukan hal yang aneh di Australia. Apalagi di daerah outback tempat tinggal saya. Berjarak lebih dari 900 km dari Brisbane, menuju garis Capricorn, di batas area tropis dan subtropis.

Jauh dari keramaian kota, bukan berarti tidak bisa jalan-jalan. Hanya saja, tujuan wisata kami bukan tempat perbelanjaan atau area wisata yang penuh gemerlap lampu. Melainkan wisata alam dan petualangan.

Seperti tujuan wisata kami di penghujung musim dingin tahun lalu. Dari Emerald, kami menuju arah Selatan. Hanya sekitar 2,5 jam, dengan jarak 240 km, kami mengendarai mobil besar bergarda ganda. Di perjalanan, banyak kami temui gerombolan sapi yang ditemani para cowboy gembala. Cowboy modern, yang tidak menunggang kuda melainkan mengendarai motor besar. Keren juga.

Tempat yang kami tuju adalah Carnavorn Gorge, sebuah wisata alam yang amat luas, dimana kita bisa tadabbur alam, menikmati indahnya pemandangan dan melihat beberapa situs peninggalan Suku Aborigin masa lampau.

Lokasinya terletak di kota kecil Rolleston. Kota yang jauh lebih kecil dari Emerald.

Di sana, kami menginap di sebuah kabin mungil tapi keren. Bentuknya mirip tenda besar, tapi isinya lengkap (1 queen bed+2 single beds), plus kamar mandi dengan bath tub. Modern banget. Kalau lebih ingin bertualang, kita bisa juga menginap di camp site. Tapi harus membawa perlengkapan camping sendiri. Tempat ini dilengkapi juga oleh restoran, bar, BBQ ground, public toilet yang banyak dan bersih bagi yang menginap di tenda.

Saat kami datang, kami hanya berkeliling sekitar kabin yang banyak terdapat kanguru liar sedang merumput. Mereka cukup jinak karena sepertinya biasa dikelilingi manusia. Hanya saja kita tidak bisa menyentuh mereka, karena begitu didekati mereka langsung kabur.



Hari pertama, kami sempat mengunjungi sebuah goa yang merupakan salah satu situs peninggalan Aborigin. Konon, di bawah batu-batu besar itu, orang-orang Aborigin tinggal. Salah satu peninggalan mereka adalah jejak hasil tulisan tangan mereka di bebatuan.

Esoknya, petualangan yang sesungguhnya dimulai. Saya, suami dan dua bocah sudah siap dengan segala perbekalan dan perlengkapan hiking.

Pagi-pagi sekali kami berangkat. Berbekal peta, untuk panduan karena banyak jalan bercabang untuk menuju tempat-tempat yang bisa kami pilih. Ya, kami tidak mungkin mengunjungi semua tempat karena medan perjalanan yang berbeda dan jarak. Sedangkan anak saya yang kecil masih berumur 5 tahun.


Trekking ini medannya cukup mudah, meski harus melewati jalanan berbatu, meniti batu untuk menyeberang sungai, masuk ke sungai, tanjakan dan turunan… tentu saja. Tapi jalurnya relatif aman dan sangat bersih. Kami memang memilih jalur yang tidak terlalu terjal. Meski ternyata lumayan juga, ada yang harus memanjat tangga yang amat tinggi untuk menuju Amphitheater. Dan, saya yang takut ketinggian, harus merinding disko selama perjalanan.

Carnavorn Gorge ini merupakan bentang alam alami, namun dirawat sedemikian rupa dan dibuat track sehingga bisa dijadikan jalur trekking oleh pengunjung usia berapapun. Buktinya, saat itu kami mengajak Kayyisha yang usianya baru 5 tahun. Dan dia kuat melalui jarak kurang lebih 10 km yang kami tempuh selama 8 jam (karena banyak berhenti di tempat-tempat cantik), tanpa mengeluh atau minta gendong.


Meskipun saat itu musim dingin, suaca siang hari cukup bersahabat. Tetap saja, matahari Queensland yang selalu cerah meski saat winter, membuat kami harus tetap memakai topi dan sunscreen. Namun di malam harinya udara berubah dingin sehingga membuat kami harus bergelung dalam selimut tebal dan menyalakan pemanas di dalam tenda/kabin.

Seharian itu kami melakukan perjalanan dan kembali ke kabin menjelang sore. Saat hampir sampai, anak-anak melihat ada kolam renang dan mereka memutuskan untuk berenang, meski badan lelah. Tapi sayangnya, air kolam renang tidak dilengkapi penghangat, sehingga anak-anak hanya tahan beberapa menit saja berendam di air yang super dingin.

Satu poin plus yang kami temukan dalam wisata alam di Australia adalah, lingkungan selalu bersih. Kami tidak menemukan sedikitpun sampah. Hewan-hewan liar juga bebas berkeliaran di antara manusia. Di dekat kabin kami, banyak sekali kanguru yang duduk-duduk di bawah pohon. Di perjalanan juga kami sempat melihat echinda, sejenis landak khas Australia. Mungkin kalau kami melewati sore di perjalanan, bisa juga melihat koala. Namun saat kami melintas siang harinya, mereka pasti sedang tidur. Karena kebanyakan hewan-hewan liar Australia adalah nocturnal.


Poin plus lainnya adalah, pemerintah Australia sangat serius menjadikan wisata alam sebagai komoditas pariwisata. Fasilitas-fasilitas umum disediakan secara apik. Hanya saja, ini poin minusnya, buat kami yang muslim tidak mudah mencari makanan halal. Jadi kita harus membawa bekal sendiri dan peralatan masak ala camper. Di sana, disediakan alat barbeque, yang bebas kita pakai. Hanya saja kami khawatir, sebelumnya digunakan untuk memasak daging non halal, sehingga kami lebih memilih pakai peralatan sendiri.

Oya, kalau teman-teman ingin tahu lebih jauh seperti apa petualangan yang bisa dilakukan di Carnavorn Gorge, bis acari sumbernya di internet ya.

No comments

Show me that you visited this blog. Thanks!