Sekolah dan Homeschooling

Tulisan ini dibuat bukan untuk menunjukkan kelebihan homeschooling daripada sekolah. Juga bukan untuk mendiskreditkan sekolah atau sistem pendidikan model apapun. Karena menurut saya, semua kembali pada pilihan masing-masing. Selama itu benar, dilakukan penuh kesadaran dan dalam rangka menuju jalan kebaikan, tentu pilihan itu baik.

Ini hanya curhatan saya yang pernah memiliki anak yang sekolah, dan kini merasakan sesuatu yang berbeda setelah mereka tidak lagi sekolah.

Perjalanan Menjadi Blogger

satu event bersama para bloggers senior, saya masih anak bawang banget

Saya mengenal blog pertama kali saat masih ada Multiply, sekitar tahun 2008. Saat saya bergabung di Multiply, ternyata dunia maya sudah ramai. Saya termasuk terlambat kenal sepertinya. Karena sebagian MPers (sebutan bagi blogger multiply) sudah saling kenal melalui MP dan friendster, situs sosial media yang selalu saya abaikan. Padahal cukup banyak undangan masuk via email dan yahoogroups.

Ranu (by Ifa Avianty & Azzura Dayana)

   


    Siapa yang bisa menguasai takdir atas namanya sendiri?

    Kurasa itulah satu-satunya hadiah yang tak Dia berikan kepada ciptaan-Nya yang bernama manusia. Sebab manusia telah lebih dulu Dia hadiahkan sebuah hadiah istimewa bernama kehendak.

    Celakanya, di saat kehendak menjadi berada pada jalan yang terpisah dengan takdir, di situlah hidup seringkali menjadi tak sama lagi.

Memory (by Windry Ramadhina)

 


Memori karya Windry Ramadhina berkisah tentang seorang gadis bernama Mahoni yang terjebak dalam kisah masa lalunya. Keluarganya yang hancur berantakan karena adanya orang ketiga di antara kedua orang tuanya.

Sebuah musibah kemudian memaksa Mahoni masuk lagi ke dalam lingkaran kelam itu, membuka semua kenangan pahit masa lalunya. Dia terpaksa hidup bersama adik tiri yang justru adalah orang yang paling ingin dijauhi saat itu.

Menjaga Konsistensi dalam Mendidik Anak

 


Cukup lama ya jeda saya menulis lanjutan Tantangan Homeschooler Pemula di  Tahun Pertama bagian 2 ini. Tulisan yang pertama silakan dibaca di SINI

Poin berikutnya yang menjadi tantangan berat bagi saya dan suami dalam menjalani HS adalah menjaga agar selalu KONSISTEN dalam menjalankan proses belajar bersama anak.

Namaku Loui(sa) by Adya Pramudita


Ambiguous genitalia

Ambiguous genitalia merupakan sebuah kelainan kongenital (bawaan lahir) dimana alat kelamin luar bayi tidak mencirikan kelamin laki-laki maupun perempuan secara spesifik. Kelainan ini bisa disebut juga sebagai ambigu.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, ambigu /am.bi.gu/ adalah [a] bermakna lebih dr satu (sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dsb); bermakna ganda; taksa.

Montase (by Windry Ramadhina)


Aku berharap tidak pernah bertemu denganmu.

Supaya aku tak perlu menginginkanmu, memikirkanmu dalam lamunku. Supaya aku tak mencarimu setiap kali aku rindu.Supaya aku tak punya alasan untuk mencintaimu. Dan terpuruk ketika akhirnya kau meninggalkanku.

Rayyi tidak pernah berharap Haru muncul dalam kehidupannya. Bahkan Rayyi sebal melihat sikap Haru, gadis Jepang, yang menurutnya aneh. Karena alasan tugas, Rayyi tidak sengaja menemukan Haru. Dan karena tugas pula, mereka sering bersama-sama.