Homeschooling merupakan satu jawaban tepat bagi keluarga
kami yang ingin menumbuhkan minat anak dan mengembangkan potensi anak-anak
lewat minat dan bakat mereka. Terlebih karena anak-anak kami memang tipe orang
yang hanya mau bergerak sesuai apa yang mereka minati.
Selebihnya, agak susah. Kalau saya meminta mereka melakukan sesuatu yang tidak diminati mereka akan bergerak setengah hati dan akhirnya tidak optimal.
Misalnya, anak pertama saya sangat senang menggambar. Ini berhubungan
dengan segala hal yang sifatnya mencipta. Makanya dia selalu antusias ketika
berhadapan dengan pekerjaan mencipta bentuk, baik yang bentuknya 2D ataupun 3D.
Tanpa dimintapun, dia akan menjalankan proses ini dengan sukarela.
Tapi ketika diminta mengerjakan pekerjaan lain, misalnya
mewarnai gambar dengan krayon, dia pasti enggan karena memang tidak suka
mewarnai (kecuali lewat digital painting). Baru beberapa menit saja, aktifitas
itu akan dia tinggalkan.
Sedangkan anak kedua saya sangat suka memasak dan memelihara hewan. Segala hal tentang ini akhirnya menjadi kegiatan rutinnya, sambil dikemas beberapa input tentang bahan belajar yang lain.
Minat ini, ada yang alami tumbuh dan berkembang dalam diri
kita masing-masing, ada juga yang lahir lewat pembiasaan. Jadi sebelum
mengetahui apakah anak saya minat terhadap hal tertentu, saya dan suami
berusaha menanamkan beberapa hal yang menurut kami penting. Agar selanjutnya
ini menjadi minat mereka.
Sehingga dalam menumbuhkan minat anak ini ada beberapa hal
yang bisa dilakukan lewat pembiasaan, diantaranya:
- Budaya
membaca
Perintah Allah dalam wahyu Malaikat Jibril kepada Rasulullah
SAW adalah membaca. Ini menunjukkan betapa pentingnya membaca untuk membangun
kepribadian kita. Untuk menumbuhkan minat baca ini, saya dan suami sudah mulai
sejak anak-anak masih di dalam kandungan.
Yang kami lakukan untuk menumbuhkan minat anak terhadap
membaca, diantaranya:
- Membaca
dengan suara keras (read aloud) ketika anak masih dalam kandungan
- Membacakan
cerita sejak anak-anak bayi
- Mengakrabkan
anak dengan keberadaan buku di sekitar mereka
- Banyak
membaca untuk memberi contoh pada mereka
Alhamdulillah, membaca sudah menjadi bagian dari keseharian
kami di keluarga. Masalah tentang minat baca ini hanya satu, kami susah menahan
diri untuk tidak beli banyak buku setiap jalan-jalan ke toko buku ;D.
- Senang
berinteraksi dengan Al Qur’an
Usaha kami untuk mendekatkan anak-anak dengan Al Qur’an
hampir mirip dengan ketika menumbuhkan minat anak terhadap membaca , yaitu
dilakukan sejak dini. Dan aktifitas ini, betul-betul bergantung pada interaksi
orang tua pada Al Qur’annya. Beneran, deh.
Ketika orang tuanya malas berinteraksi dengan Al Qur’an,
anak-anak akan ikut malas. Yang susah adalah menjaga konsistensi orang tua.
Sekarang anak-anak sudah semakin besar, dan pelan-pelan
mulai kelihatan dorongan minatnya membaca Al Qur’an. Urusan dekat dengan Al
Qur’an ini titik tekannya lebih saya fokusnya ke pemahaman dan pengamalan,
belum sampai ke hafalan.
- Menulis
Saya dan suami senang menulis. Sepertinya, anak-anak mulai
melihat ini sebagai aktifitas keseharian kami. Dan ini merupakan salah satu hal
yang berusaha saya tumbuhkan ke dalam minat anak-anak.
Kenapa menulis?
Menurut Ali bin Abi Thalib as, sahabat kesayangan Rasulullah
SAW, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” Untuk itu menulis merupakan satu hal
penting dan saya ingin anak-anak menyukai menulis. Bukan, bukan untuk menjadi
penulis. Namun apapun profesi mereka nanti, kalau mereka suka menulis, maka
anak-anak akan murah dan mudah untuk berbagi ilmu dan mengabadikan buah pikiran
mereka. Selain itu, menulis juga bisa menjadi tambahan mata pencaharian.
- Berdagang
atau entrepreneur
Salah satu hadits shahih Rasulullah SAW tentang berdagang
yaitu , “Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya
dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al Bazzar, Ath Thobroni dan
selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rofi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan
selainnya).
Belajar berdagang bukan berarti harus menjadi pedagang.
Beberapa hal yang kami tanamkan kepada anak-anak tentang berdagang ini nantinya
adalah cikal bakal ilmu muamalah. Selain itu entrepreneurship akan selalu
menjadi bagian dari aktifitas kita, kan. Misalnya kelak ketika kita menciptakan
suatu produk, maka kita akan memasarkannya. Semua perusahaan akan terkait
dengan perdagangan. Maka, entrepreneurship merupakan salah satu yang kami
tanamkan dan diharapkan menjadi salah satu minat anak-anak.
Empat hal di atas merupakan usaha kami dalam menumbuhkan
minat anak lewat pembiasaan sehari-hari. Ada yang sudah dimulai sejak kecil,
ada yang baru dimulai pada usia tertentu. Semua saya lakukan sesuai kondisi
anak-anak dan kemampuan saya dan suami juga.
No comments
Show me that you visited this blog. Thanks!